makalah atletik
A.
Lompat Jangkit
1. Sejarah
Lompat Jangkit
Istilah “Atletik”
berasal dari kata Yunani “Atlon” yang berarti “Berlomba” atau “Bertanding”.
Arti selengkapnya adalah pancalomba atau perlombaan yang terdiri dari lima
nomor.Di abad XIX merupakan masa menggeloranya kembali semangat berolahraga di
kalangan masyarakat luas termasuk berkembangnya olahraga Atletik.
Perkumpulan-perkumpulan Atletik mulai terbentuk. Adapun perlombaan-perlombaan
Atletik mulai banyak diperlombakan dan diselenggarakan.
Pada tahun 1960
perkumpulan Atletik yang pertama di selenggarakan di Amerika tepatnya di
Sanfransisco dengan nama Olimpiade Club. Kejuaraan atletik di Amerika di
selenggaraka pada tahun 1960 oleh: New York Atletik Club. Setelah itu sering
kali diadakan perlombaan di amerika serikat dengan Negara-negara eropa. Pada
tahun 1880 di Inggris berdiri istilah Amateur Atletik Board. Tahun 1887 di New
Salan berdiri New Zealand Atletik Amateur Assosation. Tahun 1899 di Belgia
berdiri Lique royale belge’d Atletisme, dan di Canada berdiri Canadian Track
and Field Asosiation.tahun1895 Africa
Selatan berdiri South Africant Amateur Atletic Union. Dan di Swedia berdiri
SouthAfricant Amateur Atletic Union. Dan di Swedia berdiri Swenska Fri Idrotta
Forbunder. Perlombaan-perlombaan kejuaraan atletik telah saring di
selenggarakan. Demikian perlombaan atas Negara belum ada peraturan perlombaan
menentukan pemenang.
Baru pada tanggal 17
Juli yaitu setelah selesainya perlombaan atletik pada olympiade modern V di
Stockholm. Tokoh-tokoh atletik dari 17 negara yang mengikuti olypiade dari
Amerika Serikat ,Australia ,Inggris ,Inggris, Jerman ,Swedia ,Yunani berdiskusi
untuk membentuk suatu badan internasional yang kan membuat peraturan perlombaan
atletik yang lengkap. Badan tersebut didirikan dengan nama Internasional
Amateur Atletik Federation (IAAF) terpilih sebagai ketua adalah Kristina
Helestrom kedua-duanya dari Swedia. Peraturan-peraturan tehnis untuk perlombaan
Internasional yang pertama di sahkan pada congress yang ke tahun 1914 di Lyon
Ferancis. Sejak terbentuknya IAAF ini ppenyelenggaraan perlombaan atletik makin
baik terutama dalam segi pengorganisasian.
Ukuran untuk
Lapangan dari awal lari sampai balok tumpuan ± 45m, dari balok tumpuan sampai
bak lompatan ± 13m, bak lompat panjang 8m, lebar 2,75m. kedalaman bak lompat ±
10-20cm.
2.
Pengertian Lompat Jangkit
lompat jangkit adalah lompat yang
menggunakan lompatan tiga kali yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat
(jump) atau jingkat – lompat – lompat. Pengertian lompat jangkit seperti ini
karena Lompat jangkit atau sering disebut juga lompat tiga, hal ini karena
lompat jangkit terdiri dari tiga lompatan jangkit, langkah dan lompat. Ada tiga
tipe dalam lompat jangkit, yaitu pelompat datar, terjal, dan pelompat alamiah,
ciri-cirinya antara lain :
·
Ciri-ciri pelompat datar
loncatan pertama datar dengan tidak terlalu
mengerahkan tenaga.pelompat tidak banyak kehilangan horizontal pada setiap
tolakan, lengan kiri dan kanan mengayun kearah yang berlawanan.
·
Ciri-ciri pelompat terjal
Sudut tolak pada tolakan pertama sekitar 150 pada
tolakan untuk langkah, lengan kiri dan kanan mengayun kearah yang sama badan
bagian atas sedikit membungkuk ke depan
·
Ciri-ciri pelompat alamiah
urutan jingkat, langkah, dan lompat
yang semakin tinggi yaitu datar, tinggi, dan seterusnya lebih tinggi. Gerakan
lompatan ini agak mirip pelompat datar.
Lompat
jangkit yang disebut juga lompat tiga
adalah nomor lompat yang melibatkan tiga gerakan yang dilakukan secara
berurutan dan menjadi satu kesatuan. Ketiga gerakan tersebut yaitu jingkat (hop), langkah (step), dan lompat (jump). Akhir gerakan adalah mendarat di kotak berisi pasir seperti pada lompat jauh. Lompat jangkit membutuhkan kecepatan dan kelenturan. Jadi, selain seorang
sprinter yang handal, atlet lompat jangkit juga harus memiliki kekuatan otot dan kelenturan.
3.
Teknik Dasar Lompat Jangkit
Secara
garis besar ada tiga fase gerakan pada lompat jangkit, yaitu awalan, tolakan, dan pendaratan. Namun, tolakan ini meliputi tiga hal, yaitu tolakan untuk
berjingkat, tolakan untuk melangkah, dan tolakan untuk melompat. Berikut ini
diuraikan langkah-langkah sebagai panduan untuk kalian dalam melakukan lompat jangkit.
a.
Awalan
Jarak
lintasan untuk melaksanakan awalan tidak kurang dari 45 meter. Berikut ini cara
melakukan awalan padalompat jangkit.
1) Lari
awalan bervariasi, bergantung pada kemampuan masingmasing siswa.
2)
Percepatlah lari awalan sedikit demi sedikit sebelum bertolak.
3)
Turunkan pinggang sedikit pada satu langkah akhir awalan.
b.
Tolakan
Tolakan
kaki harus kuat dan dijaga agar tidak mengurangi kecepatan gerak
ke
depan. Tiga teknik tolakan berikut ini harus kalian pelajari sehingga kalian
dapat
menguasai gerakan lompat jangkit secara keseluruhan.
1)
Tolakan sebelum berjingkat
·
Pilihlah kaki terkuat untuk bertolak, lalu mendarat
dengan aktif dan siap melakukan dorongan kaki ke depan. Ayunkan paha kaki yang
satunya keposisi horizontal.
·
Lakukan tolakan ke depan dan ke atas.
·
Tariklah kaki yang bertolak ke arah depan - atas,
sedangkan kaki satunya ditarik ke arah bawah - belakang (gerakan jingkat).
2)
Tolakan sebelum melangkah
·
Lakukan tolakan dengan cepat dengan salah satu kaki,
dimana posisi mata kaki, sendi lutut dan pinggang diluruskan. Paha kaki satunya
diayunkan ke posisi horizontal.
·
Gerak langkah akan diikuti oleh gerak lompat. Oleh
karena itu, posisi bertolak ketika gerak langkah dipertahankan untuk
selanjutnya melakukan lompat. Caranya, luruskan kaki yang tidak untuk bertolak
ke arah depan dan bawah.
3) Tolakan
sebelum melompat
·
Lakukan tolakan dengan cepat, paha kaki yang tidak
untuk bertolak diayunkan ke posisi horizontal.
·
Ketika fase melayang melibatkan teknik menggantung
atau teknik melangkah. Ini untuk lompat yang jauh.
·
Tariklah posisi badan ke arah depan - bawah sebagai
persiapan mendarat, tariklah lengan ke depan.
c.
Pendaratan
Berikut
ini beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mendarat pada lompat jangkit.
·
Mengangkat kedua kaki lurus ke depan.
·
Membungkukkan badan ke depan dan memindahkan kedua
lengan dari atas ke depan
·
Ketika mendarat, kedua kaki mengeper, yaitu kedua
lutut agak ditekuk.
·
Memindahkan badan ke depan, kepala ditundukkan dan
kedua lengan dibawa ke depan.
4.
Kesalahan Umum dalam Lompat Jangkit
Dalam lompat jangkit ada beberapa hal yang harus
dihindari dan yang harus dilakukan. Tindakan yang harus dihindari adalah
melakukan pendaratan dengan tumit dan kaku; take off yang kurang sempurna;
gerakan badan yang pendek, mendadak, dan menyilang tubuh; serta badan condong
terlalu jauh ke depan.
Sementara
itu, tindakan yang harus dilakukan antara lain mendarat dengan seluruh telapak
kaki dan rileks, melakukan dorongan ke depan dan ke atas, gerak lengan secara
luas namun tetap terkoordinir, dan posisi togok dijaga selalu tegak. Dengan
mengetahui hal-hal tersebut, berbagai kesalahan dalam lompat jangkit, seperti
yang ditunjukkan oleh Tabel, dapat diminimalisasi.
No |
Kesalahan-kesalahan |
Perbaikan |
1 |
Langkah dalam run-up (awalan) tersendat-sendat. Run-up tidak teratur. |
Berlatih run-up dan memperkirakan penempatan tanda jarak pada run-up. |
2 |
Posisi tubuh terlalu miring ke belakang saat take off. |
Berlatih run-up dan take-off, serta mengusahakan take off yang cepat dan datar. Kaki yang melakukan take off agak ditekuk, badan ditegakkan, dan pandangan ke depan. Berkonsentrasi pada lintasan yang rendah dan datar. |
3 |
Gerak berjingkat terlalu tinggi dan jauh. Pelompat “tenggelam” pada akhir gerak dan tidak memiliki daya gerak untuk melangkah dan melompat |
Berlatih lompatan, jingkat, dan langkah memantul dengan posisi tubuh tegak atau agak dimiringkan ke depan pada saat take off. |
4 |
Kaki yang melompat dibiarkan menggantung atau menarik saat berjingkat. |
Urutan gerakan adalah memantul, melompat, dan melangkah, menekankan pada gerak paha kaki yang melompat ke depan dan atas. |
5 |
Mendarat pada ujung jari kaki pada akhir gerak jingkat atau langkah. Selain itu, pendaratan menimbulkan rasa sakit. |
Pendaratan ditekankan dengan telapak kaki yang datar. Melakukan gerakan mencakar dengan kaki “menarik” permukaan ke belakang dengan kaki yang menopang pada akhir gerak jingkat atau lompatan. |
6 |
Gerakan tangan pada setiap lompatan salah dan sembarangan |
Lompat jangkit diulangi dari posisi berdiri, dengan penekanan pada ayunan tangan yang kuat pada saat take off ketiga lompatan. Pilihlah gerakan tangan bergantian atau ganda. |
7 |
Langkah sangat pendek dan tidak ada gerakan untuk menambah jarak |
Berlatih lompatan berulang dengan tekanan pada gerakan tangan dan kaki yang kuat. Caranya, paha digerakkan ke depan atas hingga posisi horizontal. |
8 |
Lompatan menjadi lemah dan pendek setelah fase berjingkat dan melangkah. |
Berlatih urutan berjingkat dan melangkah, dengan menggunakan run-up pendek. Tekankan pada kesinambungan kecepatan horizontal. |
|
Permainan
Untuk Melatih Teknik Dasar Lompat Jangkit
1. Lompat Segitiga
Cara
Melakukan :
1. bagi
anak menjadi 2 kelompok
2. tiap
kelompok dibagi mnejadi 3 grup.
3. Tiap
grup menempati posisi A,B dan C.
4. dimulai
dari grup A. Grup A melompati rintangan (kardus) ke B kemuian menyentuh tangan
teman satu kelompok
5. lakukan
seperti no.4 secara terus menerus dari A ke B ke C kembali ke A lagidan
seterusnya hingga semua anak selesai melakukan.
6. kelompok
yang semua anggotanya selesai melakukan telebih dahulu yang manjadi pemenang.
Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih
kekuatan otot tungkai anak, melatih kebiasaannya melompat dengan satu kaki.
2.
Lompat & Sujud
Cara Melakukan :
1.
bagi rata anak menjadi 2/3 kelompok.
2.
tiap kelompok berbaris ke belakang dengan jarak
1meter.
3.
Semua anak sujud seperti gambar di atas.
4.
anak yang paling belakang melompati teman yang ada
didepannya secara terus menerus.
5.
setelah melewati anak terdepan, beri jarak 1 meter
kemudian sujud kembali.
6.
lakukan secara berkelanjutan hingga anak yang terakhir
melompat.
Tujuan permainan ini untuk melatih kekuatan otot
tungkai anak, melatih konsentrasi dan kersasama tim.
3. Lompat Susun
Cara
Melakukan :
1.
buat tanda pada lapangan dengan jarak tiap tanda 1 meter
atau lebih.
2.
bagi rata anak menjadi beberapa kelompok.
3.
tiap kelompok berbaris rapi ke belakang
4.
tiap anak memegang kun-kun .
5.
anak yang paling depan berlari ke titik pertama
kemudian menaruh kun yang ia pegang.
6.
kemudian anak melompati titik-titik yang ada di
depannya hingga kunkun terakhir kemudian kembali ke posisi awal dengan berlari.
7.
setelah anak pertama sampai dan menyentuh
anak kedua, anak kedua melanjutkan dengan melompati titik pertama dan menaruh
kun di titik 2.
8.
Lakukan terus hingga anak terakhir.
9.
Kelompok yang seluruh anggotanya paling awal habis,
maka ia pemenangnya.
4. Sprint dan Lompat
Cara
Melakukan :
1. bagi anak menjadi 2 kelompok
2.
kelompok 1 lari dari A melompati rintangan menuju B kemudian lompati rintangan
hingga ke C kemudian kembali ke A
3.
kelompok 2 melakukan hal yang sama tetapi dengan arah berbeda dari D ke C ke B
kemudian kembali ke A lagi.
4.
lakukan secara bergantian hingga semua anak selesai melakukan.
5.
kelompok yang anggotanya selesai terlebih dahulu maka dia yang menang.
5. Lompat + + (Plus-Plus)
Cara
melakukan :
1. bagi anak menjadi 3 kelompok.
2.
kompetisi dilakukan dengan tiap kelompok melakukan lompatan secara bergiliran.
3.
jika melewati kunkun yang pertama maka poinnya 1, jika melewati kunkun yang kedua
maka poinnya 2, dst.
4. jumlahkan poin tiap anggota
kelompok .
5. kemudian lanjut ke kelompok lain
yang melakukan lompatan.
6.
setelah semua selasai di jumlah, hitung poin yang tertinggi milik kelompok yang
mana.
7. kelompok yang memperoleh poin terbanyak
maka itulah yang menang.
B.
TOLAK PELURU
1.
PENGERTIAN TOLAK PELURU
Tolak peluru adalah salah satu
cabang olahraga atletik dalam nomor lempar. Atlet tolak peluru melemparkan bola
besi yang berat sejauh mungkin. Peluru ini merupakan peralatan utama dalam
olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan terbuat dari besi.
Berat peluru disesuaikan dengan
penggunanya, antara lain:
•Untuk senior putra = 7,257 kg
•Untuk senio putri = 4 kg
•Untuk junior putra = 5 kg
• Untuk junior putri = 3 kg
Beragam kegiatan lempar beban telah
ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan
ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu. Sementara kegiatan pertama
yang menggambarkan tolak peluru modern, tampaknya terjadi di zaman pertengahan ketika
serdadu menyelenggarakan pertandingan dengan melempar beban yang disebut canon
balls atau peluru meriam.
Pertandingan tolak peluru tercatat
pada awal abad ke-19 di Skotlandia dan merupakan bagian dari kejuaraan amatir
di Inggris tahun 1866. Tolak peluru merupakan event olimpiade modern asli yang
diadakan di Athena, Yunani tahun 1896.
2.
TEKNIK DASAR TOLAK PELURU
Dalam tolak peluru terdapat beberapa
teknik dasar, diantaranya:
1. Teknik Memegang Peluru
a. Jari-jari
renggang
Jari kelingking ditekuk berada
disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak
mudah tergeser dari tempatnya.Untuk menggunakan cara ini penolak harus memiliki
jari jari yang kuat dan panjang.
b. Jari-jari
agak rapat
Ibu jari di samping, jari kelingking
berada di samping belakang peluru.
Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
c. Jari-jari
agak renggang
Bagi mereka yang tangannya agak
kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari
jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang
peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke
samping, karena tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru
diletakkan pada seluruh lekuk tangan.
2. Teknik meletakkan peluru pada bahu
Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas,
letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang
memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping
kiri badan.
3. Teknik menolak peluru
Untuk menyiapkan kondisi fisik dapat dilakukan dengan
cara seperti dibawah ini,
a. Menolak
peluru dengan kedua tangan
1) Pegang peluru
dengan kedua tangan didepan dada, kedua kaki dalam keadaan sejajar, lalu
dorong/tolakkan peluru kedepan-atas sejauh mungkin.
2) Pegang peluru
dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan diluruskan,kedua
kaki dalam keadaan sejajar. Kemudian ayun dan lemparkan peluru kedepan.
3) Pegang peluru
dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan
diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Posisi ini dilakukan dengan membelakangi
arah lemparan. Kemudian ayunkan dan lempar peluru kearah belakang atau sektor
lemparan.
4) Pada tahap
berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran pinggang. Tolakan masih
dengan kedua tangan tetapi beben diutamakan pada tangan tolak atau tangan
terkuat. Kaki masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan untuk melakukan tolakan
yang sebenarnya.
5) Lakukan seperti
diatas, hanya sekarang satu kaki berada di depan. Tolakan dilakukan dengan
koordinasi bantuan dorong kaki belakang.
b. Menolak
peluru dengan satu tangan
1) Peganglah peluru
dengan tangan kanan dan letakkan dileher. Lanjurkan /rentangkan lengan kiri
kedepan dan abadan menghadap depan. Tolakkan peluru dengan sudut parabola
beberapa meter kedepan sambil melangkahkan kaki kiri kedepan. Jangan lupa kai
kanan dihentakkan untuk membantu melakukan tolakan, sesaat sebelum peluru
dilepaskan (Carr,1991)
2) Lakukan gerakkan
seperti diatas, hanya pada saat akan melakukan tolakan, badan diputar ke kanan
untuk mengambil ancang-ancang (Carr,1991)
3) Lakukan gerakan
menolak peluru dengan awalan membelakang gunakan bantuan putaran/ pilin tubuh
saat melakukan tolakan (carr,1991)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari
teknik tolak peluru:
1. Hal-hal
yang disarankan
a) Bawalah tungkai
kiri merndah
b) Dapatkan
keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belakang
c) Menjaga agar
bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah badan bergerak
d) Hasilkan rangkaian gerak
yang cepat dan jauh pada tungkai kanan
e) Putar kaki kanan
kearah dalam sewaktu melakukan luncuran
f) Pertahankan
pinggul kiri dan bahu menghadap kebelakang selama mungkin. Bawalah tangan kiri
dalm sebuah posisi mendekati badan
g) Tahanlah
sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
2. Beberapa
hal yang harus dihindari
a) Tidak memiliki
keseimbangan dalam sikap permulaan
b) Melakukan
lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
c) Mengangkat badan
tinggi ketika melakukan luncuran
d) Tidak cukup jauh
menarik kaki kanan dibawah badan
e) Mendarap dengan
kaki kaana menghadap ke belakang
f) Menggerakkkan
tungkai kiri terlalu banyak kesamping
g) Terlalu awal
membuka badan
h) Mendarat dengan
badan menghadap kesamping atau depan
3.
PERALATAN TOLAK PELURU
Alat yang di gunakan dalm tolak
peluru:
1. Rol
Meter
2. Bendera
Kecil
3. Kapur
/ Tali Rafia
4. Peluru
·
Untuk senior putra = 7.257 kg
·
Untuk senior putri = 4 kg
·
Untuk junior putra = 5 kg
·
Untuk junior putri = 3 kg
5. Obrient
: gaya membelakangi arah tolakan
6. Ortodox
: gaya menyamping
4.
LAPANGAN TOLAK PELURU
Lapangan tolak peluru berbentuk
lingkaran berdiameter 2,135 m. Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi,
baja atau bahan lain yang cocok dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan
permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal
atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak
harus datar antara 20 mm-6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m
pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian
dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm
dan harus dicat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang
sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi
dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya
1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
5. KETENTUAN
DISKUALIFIKASI/KEGAGALAN PESERTA TOLAK PELURU
1. Menyentuh
balok batas sebelah atas,
2. Menyentuh
tanah di luar lingkaran,
3. Keluar
masuk lingkaran dari muka garis tengah,
4. Dipanggil
selama 3 menit belum menolak,
5. Peluru
ditaruh di belakang kepala,
6. Peluru
jatuh di luar sektor lingkaran,
7. Menginjak
garis lingkaran lapangan,
8. Keluar
lewat depan garis lingkaran,
9. Keluar
lingkaran tidak dengan berjalan tenang,
10. Peserta gagal
melempar sudah 3 kali lemparan.
6. PEMBELAJARAN KETRAMPILAN DASAR TOLAK
PELURU DENGAN DIMENSI PERMAINAN
Pengenalan tolak peluru dengan
dimensi permainan ditujukan agarsiswa merasa gembira saat
pelaksanaan pembelajaran. Hal ini penting karena tidak semua orang menyenagi
olah raga ini. Dengan dimensi ini, pembelajaran berlangsung secara kondusif.
Metode ini sangant baik untuk mengenalkan peluru dalam bentuk permainan
sekaligus memperkenalkan gerakan tolak peluru seca utuh dan
menyeluruh. Bentuk-bentuk permaina tersebut diantaranya:
1. Melempar bola medisin (medicine ball)
Pembelajaran tolak peluru dengan
menggunakan Bola Medisin atau disingkat MB ditujukan untuk
memperkenalkan gerakan menolak dengan benda yang lunak tetapi memiliki berat
yang mendekati alat sebenarnya. MB ini cukup berat tetapi dengan permukaan yang
halus memberi rasa aman dan mudah menggunakannya, sehingga siswa cukup
responsif pada pembelajaran tolak peluru. Kegiatan mengunakan MB ini diutamakan
untuk melatih kelincahan, kekuatan menolak, dan gerakan menolak. Dibawah ini
beberapa contoh permainan yang dapat meningkatkan ketrampilan tolak peluru
sebenarnya:
a) Menolak MB
berpasangan
Kegiatan ini dilakukan smabil
berpasangan dengan jarak kira-kira 2-3 meter. Sudut yang digunakan sesuai
dengan berat MB dan jarak dari satu pasangan lainya.
Contoh variasi gerakan yang dapat dilakukan:
1) Menolak MB
dengan dua tangan, posisi kaki sejajar
2) Menolak MB
dengan dua tangan, posisi kaki satu di depan
3) Menolak MB
dengan dua tangan, dengan mengutamakan melempar satu tangan, gerakan
dimulai dari samping badan
4) Menolak MB
dengan satu tangan (dalam hal ini gerakan melempar diutamakan dengan tangan
lempar)
b) Memantukakan MB
ke dinding
Kegiatan ini diutamakan pada gerakan
menolak dan menagkap MB dengan ketingian yang telah ditentukan. (Carr,1991:
154) gerakan dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Berdiri tegak
dengan satu aki berada didepan, pegang MB denagn kedua tangan, prioritaskan
tangan kanan sebagai tangan tolak. Kemudian doronglah MB kedinding dari jarak 2
meter dengan ketingian kira-kira 2 meter dari lantai. Doronglah MB
sampai kedua lengan dalam keadaan lurus
2) Tangkaplah MB
sesegera mungkin ketika mulai turun dan lakukan kembali gerakan menolak Mb
kedinding segera setelah kembali keposisi semula.
c) Menolak mb pada
target atau sasaran
1) Menolak MB pada
sasaran atau garis-garis dengan jarak yang telah ditentukan
2) Latihan menolak
MB ini dapat divariasikan dengan cara seperti:
o Menolak MB pada sasaran lingkaran
ban. Letakkan ban dan jaraknya dapat diatur sesuai dengan kemempuan
o Menolak MB melewati tali yang
direntangkan di antar dua tiang denagn ketingian yang bervariasi
·
Menolak MB pada sebuah benda diam atau bergerak
C.
Lempar lembing
1. Pengertian
Lempar lembing
Lempar lembing adalah salah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga atletik yang menggunakan alat bulat panjang yang berbentuk tombak dengan cara melempar sejauh-jauhnya.
2. Cara Memegang Lembing
Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci penentu hasil lemparan. Kalau dilihat pada struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada lembing sebagai tempat pegangan yang dianjurkan, karena pada sekitar itu terdapat titik berat lembing yang diprediksikan paling efektif untuk memegang lembing. Cara memegang lembing ada tiga macam yaitu: pegangan cara Amerika (American Style), cara Firlandia (Firlandia Style), cara Jepit Tang (Tank Style). Lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah ini.

3. Cara Membawa Lembing.
Cara apapun bisa dilakukan untuk membawa lembing, asalkan tidak mengganggu kecepatan berlari”. Jadi dalam membawa lembing yang sering biasa dilakukan para pelempar adalah lembing berada di atas pundak maupun bahu dengan posisi mata lembing serong ke atas, maupun serong ke bawah dan posisi mendatar dalam posisi tersebut otot-otot sekitar bahu dan tangan terasa rileks. Ada juga yang membawa lembing dengan posisi lembing di samping badan, tangan lurus ke belakang sehingga tidak mendapat kesulitan untuk mengambil sikap-sikap selanjutnya.
4. Cara Awalan Lari Lempar lembing.
Awalan adalah gerakan permulaan dalam melempar lembing. Awalan dilakukan dengan cara langkah dan lari menuju ke batas tolakan. Awalan lari merupakan bagian yang pertama guna membangun kecepatan gerak yang diperlukan dalam lemparan.
Awalan lari, pelempar berlari sambil membawa lembing di
atas kepala dengan lengan ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak
menghadap ke atas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis paralel dengan
tanah. Bagian terakhir awalan terdiri dari langkah silang atau sering di sebut
dengan “cross steps”. Pada bagian awalan-akhir ini kita mengenal
beberapa cara, di antaranya: a). Dengan jingkat (hop-steps), b). Dengan
langkah silang di depan (cross-steps), c). Langkah silang di belakang (rear
cross-steps). Sedangakan mengenai panjang awalan seperti dikemukakan
Ballesteros (1993:117) bahwa “Panjang lintasan awalan harus tidak lebih dari
36.50 m dan tidak kurang dari 30 m, harus diberi tanda dengan dua garis paralel
4 m terpisah dan lebar garis 5
cm"
Peralihan (cross steps), saat kaki kiri diturunkan, kedua
bahu diputar berlahan-lahan ke arah kanan, lengan kanan mulai bergerak atau
diluruskan ke arah belakang, dan disini secara berlahan-lahan titik pusat
gravitasi turun yang sebelumnya meningkat selama melakuakan awalan lari.
Perputaran bahu dan pelurusan lengan yang membawa lembing ke arah belakang
diteruskan tanpa terputus dan bergerak terus hingga melewati atas kaki kiri,
dan ini menghasilkan kecondongan tubuh bagian atas ke belakang. Perputaran
kedua bahu ke kanan membuat pilinan di antara tubuh bagian atas dan bagian
bawah serta meninggalkan lembing dengan baik di belakang badan. Pandangan kedua
mata selalu lurus kedepan. Ketika tungkai kanan mendarat dalam posisi setengah
ditekuk diakhir langkah silang (cross steps), angkatlah tumit kanan saat
lutut bergerak maju, dan bukalah kedua tungkai dengan cara melangkahkan kaki
kiri selebar mungkin ke depan dan diinjakkan sedikit ke arah kiri. Kedua bahu
tetap menghadap ke samping dan pastikan lembing masih dipegang dengan baik di
belakang dengan tangan yang membawa lembing tetap berada setinggi bahu.
Pergelangan tangan dijaga agar tetap ditekuk dan telapak tangan menghadap atas
agar ekor lembing tidak kenak tanah. Selama pergerakan ini lengan kiri dilipat
menyilang dada.
Fase akhir, Ketika kaki kiri di turunkan di posisi akhir
lemparan, pemutaran kedua pinggul ke depan dimulai, ditandai oleh sebuah
putaran ke dalam kaki kanan dan lutut dilanjutkan dengan pelurusan tungkai.
Segera bahu kiri dibuka, siku kanan diputar ke arah luar atas dan lembing
diluruskan di atas lengan dan bahu. Kaki kiri ditekan ke tanah disusul kemudian
dengan memutar kaki kanan ke dalam dan meluruskannya sambil lutut kanan turut
diluruskan sehingga menghasilkan sebuah posisi membusur dari badan dan meregang
kuat bagian otot depan.
5. Cara
Melempar
Lembing
Pada saat lembing akan dilemparkan dari atas kepala,
lembing dibawa kebelakang dengan tangan lurus diputar kedalam, badan direbahkan
kebelakang dengan lutut kaki kanan, kemudian bersamaan dengan membengkokkan
siku. Lembing dibawa secepat-cepatnya keatas kepala, pinggul didorong ke depan
dan lembing dilemparkan sekuat-kuatnya dari atas kepala kedepan sehingga tangan
lurus dan dibantu dengan menolakkan kaki kanan sekuatnya dan melonjakkan badan
kedepan, kemudian lembing dilepaskan pada saat lurus dan jari-jari tangan
mendorong pangkal lilitan tali lembing.
6. Cara
Melepaskan Lembing
Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk
suatu lemparan yang baik, bahwa bahu, lengan atas, dan tangan bergerak
berurutan. Mula-mula bahu melempar secara aktif di bawa kedepan dan lengan
pelampar diputar, sedangkan siku mendorong ke atas. Pelepasan lembing itu
terjadi di atas kaki kiri, lembing lepas dari tangan pada sudut lemparan
kira-kira 45 derajat dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan
bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah, pada waktu lembing lepas
terjadi pada suatu garis lurus dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya
sedikit keluar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh condong ke kiri pada
saat tahap pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk dan memblok selama pelepasan
lembing
7. Pelepasan
Lembing.
Saat melempar lembing diperlukan keseimbangan badan
untuk mempertahankan posisi tubuh ketika melempar agar tidak terbawa ke depan
yang dapat mengakibatkan diskwalifikasi. Tubuh mengupayakan untuk menjaga
keseimbangan dengan memusatkannya pada satu kaki tumpuan, keseimbangan
dipengaruhi oleh letak segmen-segmen anggota tubuh. Ketika hendak melempar
lembing maka moment gaya juga harus kita perbesar sebab semakin besar moment
gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan semakin besar, sehingga dapat
menghasilkan lemparan yang jauh. Semakin besar power kita dalam melempar maka
akan semakin besar pula kecepatan benda tersebut.
8. Sikap
Badan Setelah Melempar Lembing
Setelah kaki kanan di tolakkan keatas
dan kedepan mendarat kaki diangkat kebelakang lemas lalu badan agak miring dan
condong kedepan kaki kiri ke belakang lemas kemudian tangan kanan dengan siku
agak dibengkokkan berada di bawah dekat keperut dan tangan kiri lemas
kebelakang sehingga pandangan kearah jalannya lembing sampai jatuh.
9. Faktor
Yang Mempengaruhi Hasil Lempar Lembing.
Pelempar lembing adalah seseorang yang mempunyai daya
ledak otot lengan bahu yang besar dan mempunyai kekuatan serta ketepatan
langkah dalam melakukan awalan sebelum lembing dilepaskan (Adisasmita, 1986:7).
Oleh karena itu pelempar yang tidak mempunyai ketepatan dalam melangkah sama
halnya tidak mempunyai harapan untuk mencapai prestasi yang maksimal. Unsur
dasar dari suatu prestasi lempar lembing adalah ketepatan dalam melangkah pada
saat awalan, hal ini merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
kemampuan seseorang untuk melempar sejauh mungkin. Disamping itu faktor utama
yang harus diperhatikan adalah cara pegangan dan unsur fisik seperti kekuatan,
kelentukan, kecepatan dan daya ledak otot. Komponen-komponen ini tidak boleh
diabaikan oleh pelempar, pelatih termasuk juga guru penjas dalam mengajar.
10. Faktor Lain Yang Harus di Perhatikan pada saat
Melempar Lembing.
Kemudian faktor lain yang mempengaruhi hasil lempar
lembing adalah kesalahan dalam melakukan lemparan, ada beberapa kesalahan yang
sering terjadi ketika melakukan lempar lembing, yaitu sebagai berikut:
1).
Kecepatan lari tidak diatur meningkat. Dari awal larinya cepat terus atau
sebaliknya terlalu lambat.
2).
Sewaktu lari, lembing didiamkan saja
3).
Setelah langkah silang, pelempar berhenti dahulu
4).
Kaki kanan tidak dikencangkan
5).
Lemparan tidak diikuti siku kanan
6).
Kaki kiri tidak dilangkahkan pada saat akan melempar
7).
Lepasnya lembing tidak melewati atas pundak kanan
8).
Sudut lempar kurang atau terlalu besar
9).
Tidak dapat memelihara keseimbangan
11.
Peraturan Umum Dalam Lempar Lembing.
1. Peralatan Lembing.
Lembing terdiri tiga bagian yaitu;
·
mata lembing, badan lembing dan tali pegangan.
Badan lembing terbuat dari metal dan mata lembing yang lancip terpasang ujung
depan yang panjang.
·
Peraturan tentang spesifikasi lembing putra dan
putri adalah sangat komplek, dalam rangka menjamin melayang dan menancapnya
lembing yang sah. Manager Teknik harus berhati-hati dalam menjamin bahwa semua
lembing yang akan digunakan dalam suatu perlombaan harus memenuhi semua
peraturan dan ketentuan yang ditetapkan.
·
Berat lembing untuk putra adalah 800 gram,
sedangkan lembing putri 600 gram. Panjang lembing untuk putra adalah 2.60 –
2.70 m, sedangkan panjang lembing putri 2.20 – 2.30 m.
2.
Lintasan Awalan Lempar Lembing.
Panjang lintasan awalan lempar
lembing harus tidak lebih dari 36.50 m dan tidak kurang dari 30 m, harus diberi
tanda dengan dua garis paralel 4 m terpisah dan lebar garis 5 cm.
3. Lengkung
Batas Lempar Lembing.
Lengkung lempar dibuat dari kayu atau
meta dicat putih dipasang datar dengan tanah, dan merupakan suatu busur atau
lengkung suatu sirkel yang bergaris tengah radius 8 m. Garis lengkungnya
sendiri selebar 7 cm. Garis sepanjang 0.75 m dibuat sebagai perpanjangan dari
lengkung lempar dan siku-siku terhadap garis paralel lintasan lari awalan
4. Sektor Lemparan
Garis ini terkait dengan sisi dalam
garis paralel lintasan awalan yang ditarik dari titik pusat lengkung batas
lempar dengan sudut 29o
5.
Penilaian Lempar Lembing
Penilaian dalam lempar lembing
dilakukan dengan menggunakan bendera putih, untuk menandakan bahwa lemparan
yang dilakukan benar dan bendera merah untuk menandakan bahwa lemparan yang
dilakukan salah. Suatu lemparan diukur dari tanda yang terdekat dengan kepala
lembing, sampai ke bagian dalam ujung lingkaran lalu mengukur antara tanda
tersebut. Kemudian beberapa unsur penilaian dalam lempar lembing adalah cara memegang
lembing dan pendaratan atau jatuhnya lembing
Dikatakan bahwa“Lemparan sah
bila mata lembing menancap atau menggores tanah di sektor lemparan, lemparan
tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh lengkung lemparan, atau garis 1,5
meter samping atau menyentuh tanah di depan lengkung lemparan”. Lebih lanjut
Ballesters (1993:117) menjelaskan bahwa “Suatu lemparan dianggap sah bila mata
lembing harus menyentuh tanah sebelum bagian lembing yang lain, dan jatuh
sepenuhnya di dalam atau di sisi dalam dari sektor pendaratan lembing.
a) Lari awalan
b) Tolakan
c) Pada saat
melayang
d) Pendaratan
Terdapat beberapa gaya lompat tinggi, yaitu
1. gaya gunting
2. gaya timur
3. gaya guling
barat
4. gaya pelana
5. gaya Fosbury
Flop
Cara melakukan lompat jauh
a) Gaya gunting Pelompat menuju ke palang secara
bersudut dan melonjak dengan kaki yang berada diluar dari palang.
Semasa melepasi palang, pelompat berada dalam keadaan duduk berlunjur.
b) Gaya Timur Pelompat menuju ke palang secara lurus
dari hadapan 90 derajat. Semasa melonjak,kaki bebas dihayun secara tegak ke
hadapan badannya dan pelompat melepasi palang secara mengiring.
c) Gaya guling barat Penujuan ke palang secara
bersudut seperti dalam gaya gunting.Pelompat melonjak dengan kaki yang lebih
dekat dengan palang.Kaki lonjakan berada dalam keadaan bengkok semasa pelompat
‘ berguling’ selari dengan palang untuk membuat pelepasan.
d) Gaya pelana Gaya ini hampir sama dengan
gaya fuling barat.Pelompat menuju ke palang secara bersudut. Ketika melepasi
palang, muka pelompat memandang ke bawah dan keadaan badannya seolah-olah
meniarap di atas palang.
e) Gaya Fosbury Flop Gaya yang paling popular dan
berkesan pada masa kini ialah gaya Fosbury Flop gaya ini pelompat menuju ke
palang dengan membelakangi mistar.
D. LOMPAT TINGGI
Lompat Tinggi merupakan
satu nomor lompat yang dipertandingakan dalam atletik.Yang perlu diperhatikan
dalam lompat tinggi yaitu
1.
LOMPAT TINGGI DENGAN GAYA GULING
PERUT
a)
Lapangan
dan peralatan lompat tinngi
Dalam pelaksanaan lompat tinggi di perlukan alat
khusus yaitu mistar yang dapat turun naik dan matras tebal untuk pendaratan
.ukuran perlengkapan dan bahan yang di gunakan harus sesuai standar yang telah
di tetapkan oloeh PASI , yaitu :
1. Mistar di buat
dari logam atau kayu yang berbentuk bulat atau segi tiga
dengan diameter 25 mm samapai 30 mm permukaan mistar
harus datar atau halusdan kedua ujung harus persegi agar bias dki
topang tiang mistar panjang mistar tidak kurang dari 4 m dengan berat 2,3 kg
2. Lintasan
untuk awalan sepanjang 18 m
3. Tiang mistar
harus di buar dari logam atau kayu yang kuat dan kokoh. Ketinggian mistar du
naikan setiap 2-10 cm
4. Tempat
mendarat minimal berukuran 4x5 meter ytang berupa matras atau karet busa\yang
di tutup plastic atau kain .
2.
Teknik
dasar lompat tinggi gaya straddle
Unsure dasar yang dapat mempengaruhi
hasil lompatan yaitu awalan ,tolakan sikap melewati mistar , dan mendarat ,
selain itu ketepatan melakukan lompatan ,kekuatan tungkai ,gaya ledak dari otot
tungkai dan kelenturan dari tubuh pelompat juga turut mempengaruhi.
1. Awalan
(apporoach)
a) Arah
Arah awalan di lakukan dengan sudut
antara 35o samapai 45o terhadap letak mistar
panjang awalan delapan langkah 4 langkah terakhir lebih lkebar dari 4 langkah
pertama aagar selalu bertumpu pada titik tumpu yang tepat di anjurkan
menggunakan tanda kalau trumpuan di lakukan dengan kaki kiri , maka awalan di
lakukan di sebelah kiri baklompatdengan kecepatan tinggi .
Ada beberapa alas an mengapa arah lompatan harus di
buat miring
Memberikan
jarak yang cukup untuk mengayunkan kaki ayun pada say take off sehingga tidak
menendang matras atau mistar .
Agar
memungkinkan untuk mengerakan bagian tubuh yang lain melewati mistar sebelum
titik berat mencapai titik tertinggi
b) Kecepatan
(speed)
Kecepatan awalan lompat tinggi hanya
dli perlukan untuk member momentum terhadap badan ketika melewati mistar .
sebagai patokan semakin tinggi mistar yang harus di lewati, kecepatan awalan
harus semakin tinggi .
c) Jarak (distance)
Semakin besar kecepatan yang di perlukan semakin
panjang jarak awalnya.
2. Tolakan
(take off)
Tolakan adalah proses mengubah
momentum horizontal dari awalan menjadi momentum yang di gunakan untuk melewati
mistar .Dalam gaya straddle kekuatan vertical yang di perlukan di peroleh dari
kecondongan tubuh kebelakang yang nyata sebelum take offdi ikuti oleh gerakan
kaki ayun dan tangan ke atas . Sikap badan yang agak menengandah menyebabkan
sudut tumpuan yang besar sehingga akan mem[ermudah gerakan mengayun kaki yang
juga membantu gerakan ke atas .
3. Melewati
mistar
Setelah mencapai titik tinggi
maksimum , berat badan di putar kekiri penuh dengan kepala mendahului melewati
mistar ,perut dan dada menghadap ke bawah . kaki yang semula bergantung di
tarik dalam sikap kangkang . pada saat ini9n kaki kanan sudah turun dan tangan
sudah siap-siap untuk mendarat .(sumber :
nandocitis.blogspot.com/2011/10/materi-lompat-tinggi.html)
3.
Peraturan Dalam Lompat Tinggi (High
Jump)
Peraturan Perlombaan
1. Semua peserta
lompat tinggi harus bertolak menggunakan satu kaki.
2. Seorang pelompat
dinyatakan gagal apabila :
a. Menjatuhkan
bilah lompat (dari tiangnya)\
b. Menyentuh
tanah termasuk daerah pendaratan dibalik bidang vertikal yang dibatasi oleh
kedua tiang yang dibatasi oleh kedua tiang lompat dan perluasan bidang vertikal
tersebut. Diluar kedua tiang lompat. Dimaksud disini menyentuh dengan setiap
bagian tubuh, tanpa terlebih dahulu melewati bilah lompat (dengan bersih/tanpa
menyentuhnya)
3. Urutan
peserta melakukan percobaanya (trial) ditentukan dengan cara undian, lihat
pasal 143 ayat 7
4. Sebelum
perlombaan dimulai juri lompat tinggi akan mengumumkan ketinggian pertama yang
dipasang, berapa cm kenaikan bilah lompat berikutnya (pada ahir tiap giliran)
sekali perlombaan dimulai seorang peserta tidak diperbolehkan menggunakan
daerah awalnya atau tempat bertolaknya untuk maksud mengadakan latihan.
5. Semua peserta
diberikan kredit terhadap semua lompatanya yang berhasil.
6. Seorang
pelompat dapat memulai melompat pada ketinggian yang ia sukai diatas tinggi
minimum yang ditentukan dan akan melompat sesuka hatinya pada ketinggian
berikutnya.Tiga kali kegagalan berturut-turut pada ketinggian mana saja bila
terjadi pada seorang pelompat, dia dinyatakan gugur untuk melakukan lompatan
selanjutnya.Catatan : pengaruh dari peraturan ini bahwa seorang pelompat
dibenarkan melewatkan kesempatan melompat ke 2 dan ke 3 pada ketinggian tertentu
(sesudah gagal sekali atau kedua kali) dan masih boleh melompat pada ketinggian
berikutnya.
7. Setiap
pengukuran bagi suatu ketinggian baru harus dilakukan sebelum para pelompat
mencoba melompatinya. Dalam hal ada kasus pemecahan rekor juri lompat harus
memeriksa ukuran ketinggian yang sebenarnya sesudan dengan berhasil dilewati /
dilompati seorang peserta. Catatan : jika harus mengenali betul letak bilah
lompat yang bagian bawah dan bagian depan dalam kedudukan yang benar, dan
dipasang lagi sehabis jatuh harus dipasang seperti sediakala. Tidak setiap kali
merobah yang besar kemungkinannya tingginya bilah lompat berbeda pula.
8. Sekalipun
seluruh peserta sudah jatuh/ gugur seorang pelompat masih berhak melompat
sampai dia kehilangan haknya untuk meneruskan berlomba dalam hal ini ketinggian
mana bilah lompat dinaikan harus ditentukan sesudah berkonsultasi dengan
peserta bagaimana kehendaknya.(sumber :
arifinbaraja.blogspot.com/..../peraturan-dalam-lompat-tinggi-high-jump.html)
4.
Gaya Lompat Tinggi
Sama seperti lompat jauh, di dalam cabang atletik
lompat tinggi dikenal juga beberapa gaya yang didasarkan pada gaya sang atlit
saat ia bergerak melayang di udara. Untuk dapat mempraktekan gaya-gaya dalam
lompat tinggi dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.
Gaya Gunting atau eastern form
Untuk
dapat melakukan lompat tinggi Gaya Gunting ini cukup mudah yaitu sebagai
berikut.
·
Pelompat mengambil awalan dari tengah.
·
Melompat dengan bertumpu menggunakan kaki yang
terdekat dengan mistar. Jika bertumpu dengan kaki kiri, maka pada saat
mendarat dengan kaki kiri terlebih dahulu.
·
Di udara, badan berputar ke kanan, mendarat dengan
kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.
1.
Gaya Guling Perut
Gaya Guling Perut yaitu sebuah gaya yang dimulai dengan cara menikung
dengan cepat. Tujuan awalan pada gaya ini adalah untuk mempersiapkan tolakan,
mempersiapkan sudut lepas landas serta menciptakan
arah horizontal yang kemudian akan diubah menjadi kecepatan bertikal
atau ke atas. Pada proses tolakannya, gaya ini menekankan pada penggunaan 1
kaki yang paling kuat. Adapun tujuan tolakan pada gaya ini adalah untuk
memperoleh saat tepat memutar untuk bisa melewati mistar, untuk merubah gerak
datar atau horizontal menjadi arah atas atau vertikal.
Rangkaian gerakan dalam lompat tinggi gaya guling perut terdiri dari awalan, tolakan, sikap badan ketika berada di atas mistar, dan mendarat. Untuk lebih jelasnya dapat dijekaskan sebagai berikut :
Rangkaian gerakan dalam lompat tinggi gaya guling perut terdiri dari awalan, tolakan, sikap badan ketika berada di atas mistar, dan mendarat. Untuk lebih jelasnya dapat dijekaskan sebagai berikut :
a. Awalan
·
berlari dengan kecepatan yang disesuaikan,
·
awalan dari samping kira-kira bersudut 30°/40° dengan
tiang lompat,
·
berlari agak serong dari mistar.
b. Tolakan
·
bertumpu dengan kaki yang terdekat dengan mistar.
·
sesaat akan bertumpu, badan merebah sedikit atau
condong ke belakang,
·
kaki tumpu menolak ke atas, sehingga lutut lurus dan
kedua lengan diayun ke depan atas.
·
kaki yang lain diayunkan dengan kuat, lurus ke depan
atas,
c. Sikap badan di atas mistar
·
tidur telungkup terus ber guling, serta badan dan
kepala diturun kan,
·
pada saat badan mulai turun, lutut segera diluruskan
ke belakang.
d.Mendarat
Bila
menggunakan tumpuan kaki kiri maka mendarat dengan kaki kanan terlebih
dahulu. Dilanjutkan dengan gerakan berguling.
2.
Gaya Flop
Cara melewati mistar dengan gaya ini merupakan
kebalikan dari gaya straddle. Lompatan straddle berguling di
atas mistar dengan perut menghadap ke bawah (ke arah mistar).
Lompatan flop melewati mistar dengan punggung yang menghadap ke
bawah.
Rangkaian gerakan dasar lompat tinggi gaya flop
yaitu:
a. Awalan
Berbeda dengan straddle, awalan pada flop arahnya dari
depan, dilakukan dengan sangat cepat, dengan cara sedikit melingkar atau
menikung, dan tegak lurus menghadap letak mistar. Awalan dari depan
menuju tiang sandaran mistar sebelah kanan (bila bertumpu pada kaki kiri).
Pada langkah-langkah terakhir mengubah arah serong ke kiri, tidak lagi
tegak lurus padamistar.
b. Tolakan
Gerakan saat menolak yaitu:
Gerakan saat menolak yaitu:
·
jika bertumpu dengan kaki kanan, kaki kanan menumpu
dengan kuat,
·
kaki kiri diangkat dengan lutut ditekuk sambil memutar
badan ke arah awalan,
·
badan membelakangi mistar,
·
disusul dengan gerakan melintang melewati mistar
dengan punggung melengkung.
c. Sikap
badan di atas mistar
Sikap badan di atas mistar merupakan
gaya dalam lompat tinggi. Sikap badan gaya flop adalah:
·
kepala paling dulu melewati mistar,
·
diikuti dengan badan yang telentang,
·
punggung menghadap mistar.
·
setelah mencapai titik ketinggian maksimal dan pantat
melewati mistar, kedua kaki diayun ke atas untuk dapat melewati mistar
seluruhnya.
·
Dagu ditarik ke bagian dada dan punggung atlit
diusahakan ada di atas mistar dengan menyerupai busur yang melintang.
d. Mendarat
Anggota tubuh yang mendarat terlebih dahulu adalah punggung. Sikap tubuh telentang saat mendarat. Oleh karenanya, gaya lompat tinggi ini hanya mungkin dilakukan di atas busa. Jangan mencoba gaya flop di bak pasir.
Anggota tubuh yang mendarat terlebih dahulu adalah punggung. Sikap tubuh telentang saat mendarat. Oleh karenanya, gaya lompat tinggi ini hanya mungkin dilakukan di atas busa. Jangan mencoba gaya flop di bak pasir.
Dalam melakukan lompat tinggi, poin
paling penting bagi atlit adalah membuat lompatan setinggi mungkin dengan tidak
membiarkan salah satu anggota tubuh meyentuh mistar dan membuat ia berubah
tempat, sebab hal tersebut akan dianggap gagal. Hal lain yang patut dihindari
adalah gerak lari pada awalan yang terlampau cepat, saat hendak menolak, kaki
terlalu lurus ke depan, gerakan kombinasi pada kaki atlit kurang sempurna,
badan yang condong dan terlampau mendekati mistar, atlit melewati mistar namun
dalam posisi seperti duduk, membuat sebuah lengkungan badan yang terlalu dini,
dan gerak yang terlambat di akhir. (sumber : mastugino.blogspot.com >
penjas)
E. Lari Gawang
Lari gawang adalah
lomba lari yang disetiap lintasannya diselingi dengan gawang,
dan gawang tersebut harus dilewati atau dilompati oleh setiap
pelari.
Jarak - jarak dalam lari
gawang adalah lari gawang 110 m, lari gawang 200 m, dan lari
gawang 400 m.
Start yang digunakan dalam
lari gawang sama dengan start yang digunakan dalam lari sprint, yaitu
menggunakan start jongkok.
Gerakan ketika
melompati gawang dilakukan dengan mengayunkan kaki ke depan dengan
lutut rileks. Kedua lengan diayunkan sewajarnya untuk menjaga keseimbangan
tubuh. Ketika berada di atas gawang badan dibungkukkan ke depan dan kaki
belakang ditarik ke depan. Usahakan waktu melewati gawang, titik
ketinggian berada tepat diatas gawang. Setelah itu mendarat dengan satu
kaki dan melanjutkan gerakan lari kedepan.
Adakalanya seorang pelari
gawang sering melakukan kesalahan - kesalahan yang elementer atau
kesalahan - kesalahan yang sederhana, namun kesalahan tersebut
berakibat hasil dari lomba itu sendiri. Oleh karena itu, yang perlu kamu
ketahui tentang kesalahan - kesalahan yang terjadi
dalam lari gawang adalah sebagai berikut:
·
Start yang
terlalu bernafsu untuk berlari secepat mungkin, sehingga timming untuk
melompati gawang tidak terkontrol.
·
Badan yang
kurang condong ke depan, sehingga lompatan ke atas gawang menjadi
kurang sempurna.
·
Mengangkat kaki
kurang tinggi, sehingga ketika melompati gawang kaki menyangkut atau mengenai
gawang. Hal tersebut dapat mengurangi kecepatan si pelari.
Namun kesalahan –
kesalahan tersebut harus Segera diperbaiki, dan jangan sekali -
sekali menganggap suatu kesalahan adalah suatu akhir dari
segalanya. Dengan latihan yang rutin dan kemauan dalam berlatih, maka
kesalahan tersebut akan segera tertutupi dan kamu dapat memperoleh
hasil yang maksimal.
Berikut adalah karakteristik - karakteristik
yang terdapat dalam lari gawang :
·
Bentuk badan
atau postur tubuh yang ideal bagi pelari gawang adalah
postur tubuh tinggi dengan kaki panjang dan memiliki kelenturan
atau flexibllity yang tinggi pada sendi pinggulnya.
·
Dalam lari gawang
kecepatan berlari memang sangat diperlukan namun yang tak kalah
penting adalah keahlian dalam melompati gawang.
1.
Teknik Dasar Lari Gawang (100, 110, 400
meter)
Nomor lari gawang terdiri atas lari gawang 110 meter putra, dengan ketinggian gawang 3 kaki
(1,067 meter); lari gawang 100 meter putri; dan 400 meter putra dan putri, menggunakan gawang yang lebih rendah. Seorang atlet merupakan
pejuang untuk meraih prestasi setinggi-tingginya. Oleh karena itu, dituntut
usaha keras, semangat juang, dan rasa percaya diri tinggi untuk menjadi juara.
Jika secara mental pelari siap, maka selama bertanding, seorang pelari harus
memegang teguh etika yang berlaku, baik sebelum berada dalam posisi start,
ketika di lintasan lari, ataupun sesudah melewati garis finis. Jangan melakukan
curi start, karena itu adalah bentuk kecurangan. Hargai dan hormatilah lawan
selama di lintasan, jangan menjegal atau menghalang-halangi pergerakannya.
1.
Peraturan pada Lari Gawang
Pelaksanaan
perlombaan lari gawang harus
mengikuti peraturan yang telah ditentukan oleh PASI. Berikut ini beberapa
peraturan perlombaan lari gawang yang penting untuk diketahui.
a. Semua perlombaan lari gawang, yang dimulai dari
garis start hingga melewati garis finis, harus dilakukan pada jalurnya masing-masing
yang sudah ditentukan.
b.
Seorang peserta lomba lari gawang akan dinyatakan diskualifikasi jika:
1) peserta menarik kakinya di luar bidang horizontal
atas gawang pada saat melampauinya,
2) peserta melompati gawang yang tidak berada di
lintasannya,
3) peserta dengan sengaja menjatuhkan gawang dengan
menggunakan tangan atau kaki.
c. Jumlah gawang yang dilewati peserta dalam
perlombaan lari gawang ada 10 buah, baik lari gawang jarak 100 m, 110 m, atau
400 m.
Komposisi
gawang pada perlombaan lari gawang
Nomor Perlombaan
|
Nomor Lari Gawang
|
Tinggi Gawang
|
Jarak Garis Start ke Gawang Petama
|
Jarak Antar gawang
|
Jarak Gawang Terakhir ke Garis Finis
|
Putri
|
100 m
400 m
|
0,840 m
0,762 m
|
13,00 m
45,00 m
|
8,50 m
35,00 m
|
10,50 m
40,00 m
|
Putra
|
110 m
400 m
|
1,067 m
0,914 m
|
13,72 m
45,00 m
|
9,14 m
35,00 m
|
14,02 m
40,00 m
|
2 .
Lari Gawang 100 m Putri dan 110 m Putra
a. Teknik Dasar
Berikut ini teknik dasar untuk melakukan lari gawang
100 meter untuk putri dan 110 meter untuk putra.
1) Lari
gawang dimulai dari start, yaitu menggunakan start jongkok.
2) Berlari dengan cepat ke arah gawang, dengan posisi
badan agak miring ke depan saat melompat dan kaki yang memimpin diluruskan.
3) Posisi tangan pada sisi tubuh yang berlawanan
dengan kaki yang memimpin, mengayun ke depan dan mengimbangi gerakan tubuh.
4) Setelah melintasi gawang, menggerakkan kaki yang
memimpin ke bawah, kembali ke lintasan, ke depan, dan ke arah gawang
berikutnya.
5) Kaki
yang mengikuti dilangkahkan ke depan ke arah gawang berikutnya.
6) Melakukan sprint dengan kuat dan cepat di antara
gawang satu dengan gawang selanjutnya.
7) Posisi bahu dan pinggul dijaga untuk tetap paralel
dengan gawang, sedangkan posisi tubuh sedikit naikturun ketika melintasi
gawang.
8)
Gerakan diakhiri pendaratan dimana posisi kaki diluruskan, sedangkan kaki belakang
diangkat.
b.
Pengenalan Teknik Lari Gawang
Faktor penting pada lari gawang antara lain pengaturan
langkah, tempo, dan panjang langkah yang mendukung teknik lari. Teknik lari
gawang berhubungan erat dengan teknik sprint, karena pelari gawang yang
berhasil haruslah seorang sprinter yang handal. Selain itu, kedua teknik ini
memiliki kesamaan pada beberapa hal seperti tekanan pada pengangkatan lutut,
pelurusan kaki, dan gerakan tangan. Setiap fase memerlukan koordinasi gerakan
yang baik dari tiap komponen tersebut.
1) Fase
start menuju gawang pertama
a) Setelah start dan mendekati gawang pertama,
kemudian bertolak dengan mengangkat pinggang tinggi dan cukup jauh dari gawang
yang akan dilalui.
b) Lutut diangkat tinggi, mengangkat paha kaki yang
memimpin di atas garis horizontal, menendangkan tumit ke depan untuk meluruskan
kaki, serta meluruskan lutut melintasi gawang.
c)
Lutut kaki tetap diangkat tinggi selama berlari.
2) Fase
melewati gawang
a)
Diawali dengan gerakan kaki cepat dan mengangkat lutut saat mendekati gawang.
b) Semakin cepat mendekati gawang, semakin jauh
lompatan harus dimulai. Saat melompat, tangan dan kaki digerakkan dengan keras.
c) Ketika berada di atas gawang, lintasan gerak tubuh
dibuat serendah mungkin dan posisi badan agak condong ke depan dan lutut
sedikit ditekuk.
d) Lengan berfungsi membantu keseimbangan ketika
berada di atas gawang. Tujuannya agar tubuh cepat kembali ke posisi gerak
dorong ke depan.
e) Menarik ke depan, kaki yang digunakan untuk
menolak. Caranya dengan memutar kaki tersebut ke samping, dalam posisi diangkat
tinggi.
f) Setelah kaki yang memimpin melewati gawang, dalam
posisi tetap lurus, maka segera diturunkan, dan disusul oleh kaki yang mengikuti.
3) Fase
pendaratan
a)
Posisi kaki lurus ketika mendarat.
b) Kaki yang mengikuti (kaki belakang) tetap diangkat
tinggi. Tujuannya agar dapat bergerak bebas menjangkau ke depan untuk membuat
langkah panjang. Pada posisi ini lutut kaki belakang ditekuk.
c)
Posisi badan dicondongkan ke depan.
4) Fase
lari di antara gawang
Berlari pada lari gawang, baik dari posisi start ke
gawang pertama ataupun dari gawang satu ke gawang lainnya membutuhkan jumlah
langkah kaki yang berbeda antara pelari satu dengan pelari lainnya.
a) Pelari menggunakan 8 langkah dari start ke gawang
pertama. Pada posisi start, ia harus menempatkan kaki yang memimpin di belakang
dan kaki yang mengikuti di depan.
b) Pelari menggunakan 7 langkah dari start ke gawang
pertama. Cara ini biasanya dipilih oleh pelari yang memiliki kaki panjang,
dimana kaki yang memimpin diletakkan di depan.
c)
Pelari mengunakan 9 langkah, biasanya diterapkan bagi pemula.
Berikut
ini hal-hal yang harus diperhatikan setelah melewati gawang.
a) Jejakkan kaki yang memimpin ke permukaan lintasan
secepat mungkin setelah melompati setiap gawang.
b)
Gerakkan tangan dan kaki yang mengikuti melewati gawang secepat mungkin.
c) Setelah kaki yang memimpin mendarat, segera
melakukan tiga langkah di antara gawang.
d) Bergerak dengan cepat di antara gawang hingga ke
garis finis.
5) Fase
akhir
Fase ini dimulai setelah kaki yang memimpin (kaki
depan) berhasil melewati gawang terakhir dan mendarat. Langkah selanjutnya
dijelaskan berikut ini.
a) Mencondongkan badan ke depan. Bersamaan dengan itu,
melangkahkan kaki yang mengikuti (kaki belakang) ke depan.
b)
Membusungkan dada dan berlari secepatnya menuju garis finis.
3 .
Lari Gawang 400 Meter
Nomor lari gawang 400 m didasari oleh sprint panjang
(400 m) danlari gawang sprint (100 dan 110 m). Oleh karena itu, pelari harus
mampu melompati gawang dengan kaki mana pun, menempuh 400 m pada lintasan mana
pun, melompat dengan efisien tanpa memperhitungkan ketajaman tikungan, dan
mengubah pola langkah di antara gawang ketika rasa lelah mulai terasa.
a.
Teknik Dasar
Teknik lari gawang 400 m hampir sama dengan lari
gawang 100/110 m, tetapi tidak begitu melelahkan karena gawangnya lebih rendah.
1) Posisi badan lebih tegak lurus dan tidak terlalu
dimiringkan saat melompati gawang.
2) Mengangkat
kaki yang memimpin hingga horizontal dan meluruskannya ke depan untuk melompati
gawang, dan menggapai serta membawa tangan pada posisi tubuh yang berlawanan ke
depan untuk mengimbangi gerakan kaki.
3) Kaki yang
mengikuti ditekukkan pada lutut dan diputar ke depan secara horizontal untuk
melompati gawang. Selanjutnya, lutut kaki yang mengikuti diputar ke atas dalam
setelah kaki dijejakkan ke atas lintasan untuk mengambil langkah berikutnya.
b.
Pengenalan Teknik Lari Gawang
Gerakan yang dilakukan kaki, tangan, lutut, dan sikap
tubuh untuk lari gawang 400 m pada tiap fasenya sama dengan teknik yang
digunakan pada lari gawang 100 m dan 110 m. Yang perlu diperhatikan adalah
teknik dalam mengganti kaki yang memimpin untuk melompati gawang yang berada di
tikungan, karena pada nomor ini beberapa gawang berada di tikungan lintasan.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan posisi kaki
yang memimpin untuk melompati gawang di tikungan agar dapat melakukan lompatan
dengan benar dan aman.
1) Akan lebih efisien dan nyaman menggunakan kaki kiri
sebagai pemimpin untuk melompati gawang yang berada pada tikungan. Khususnya
ketika pelari berada pada lintasan dalam yang lebih ketat.
2) Kemiringan tubuh ke sisi dalam kiri saat berlari
akan membantu mengangkat kaki kanan (kaki yang mengikuti).
3) Panduan dengan kaki kanan menjadi canggung
dilakukan tapi seringkali terpaksa digunakan, khususnya pada tikungan terakhir,
ketika merasa sangat lelah. Pastikan untuk berlari langsung ke gawang sehingga
kaki yang memimpin melintasi gawang dengan baik ke arah sisi luar gawang.
Dengan demikian, kaki yang mengikuti akan sepenuhnya melintasi gawang. Jika
tidak, pelari yang bersangkutan akan didiskualifikasi.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda